Kalo ke Lembang sebaiknya jalan malam, jadi start dari Pasteur setelah Isya. Biasanya jam-jam segini jalan ke arah Lembang sudah sepi. Lagi pula suasana Lembang itu makin malam semakin asyik.
Malam Minggu enaknya memang nongkrong di Lembang. Dingin-dingin seger, asyik. Nongkrong sambil ngobrol, ngopi, nyusu, ngemie, ngemil. Ada susu murni, sekoteng panas, bandrek, bajigur, kopi jahe, air jahe panas, teh tarik, ketan bakar, ketan susu kiju, jagung bakar, jagung susu kiju, colenak, indomie, pisang kiju, telor setengah matang.
Malam Minggu enaknya memang nongkrong di Lembang. Dingin-dingin seger, asyik. Nongkrong sambil ngobrol, ngopi, nyusu, ngemie, ngemil. Ada susu murni, sekoteng panas, bandrek, bajigur, kopi jahe, air jahe panas, teh tarik, ketan bakar, ketan susu kiju, jagung bakar, jagung susu kiju, colenak, indomie, pisang kiju, telor setengah matang.
Tukang ketan bakar
Biasanya kami nongkrong di seberang depan warung Ampera, karena di situlah banyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan dan minuman hangat khas Lembang. Mereka ini bukanya malam hingga dini hari di emperan toko, pada saat tokonya sudah tutup. Biasanya para pedagang kaki lima mulai tutup sekitar jam 02.00 dinihari. Sebenarnya makanan dan minuman yang dijajakan biasa saja, tapi karena tempatnya di Lembang itulah yang menjadikannya khas.


Ba'da Isya kami mampir nongkrong di salah satu warung ketan bakar. Indomie rebus pake telor+sawi Rp.12.000, jagung bakar biasa Rp.8.000, ketan bakar biasa Rp.8.000, tape bakar gula jawa Rp.8.000, susu murni Rp.12.000. Yang paling mahal, pisang kiju Rp.15.000,-
Selain ketan bakar, sebenarnya ada colenak atau tape bakar. Colenak adalah kudapan yang terbuat dari tape singkong yang dibakar dan disantap dengan dicocolin pada gula jawa cair yang dicampur dengan serutan kelapa. Dicocol, enak. Cuma Rp.15.000,-
Rasanya legit, manis dan gurih langsung terasa di lidah, apalagi saat malam hari di Lembang yang dingin. Colenak ini memang cocok untuk teman nongkrong dan ngobrol. Hm, enak pisan!
Selain ketan bakar, sebenarnya ada colenak atau tape bakar. Colenak adalah kudapan yang terbuat dari tape singkong yang dibakar dan disantap dengan dicocolin pada gula jawa cair yang dicampur dengan serutan kelapa. Dicocol, enak. Cuma Rp.15.000,-
Rasanya legit, manis dan gurih langsung terasa di lidah, apalagi saat malam hari di Lembang yang dingin. Colenak ini memang cocok untuk teman nongkrong dan ngobrol. Hm, enak pisan!

Di sini juga ada air jahe, sekoteng, bandrek, bajigur. Sebenarnya ada satu lagi yang namanya ronde. Semuanya adalah minuman yang berbahan dasar jahe. Nah, kalo gitu apa beda wedang jahe, ronde, sekoteng, bandrek dan bajigur?
Katanya wedang jahe cuma pake jahe, ronde pake kacang tanah, sekoteng pake susu kental manis, bandrek pake merica, bajigur pake santan.
Katanya, tiap bulan tukang ketan itu bayar Rp.20.000 ke kelurahan dan Rp.30.000 ke kecamatan. Katanya untuk biaya kebersihan.
Ayam Gantung
Di kanan jalan sekitar tikungan tampak beberapa rumah makan yang menjual ayam gantung. Ayam gantung adalah ayam utuh yang benar-benar digantung kepalanya di dalam etalase, yang sudah siap digoreng atau dibakar sesuai pesanan.
Pemandangan ayam gantung inilah yang menjadi ciri khas rumah makan di Lembang.
Kami pun mampir di rumah makan Brebes, tersedia pilihan ayam, tahu dan tempe yang bisa digoreng secara dadakan. Pesan ayam goreng, ayam bakar dan sate, ditambah sambel dan lalapan. Makan ayam panas, makannya bareng memang sangatlah nikmatnya.
Ayam Gantung
Di kanan jalan sekitar tikungan tampak beberapa rumah makan yang menjual ayam gantung. Ayam gantung adalah ayam utuh yang benar-benar digantung kepalanya di dalam etalase, yang sudah siap digoreng atau dibakar sesuai pesanan.
Pemandangan ayam gantung inilah yang menjadi ciri khas rumah makan di Lembang.Kami pun mampir di rumah makan Brebes, tersedia pilihan ayam, tahu dan tempe yang bisa digoreng secara dadakan. Pesan ayam goreng, ayam bakar dan sate, ditambah sambel dan lalapan. Makan ayam panas, makannya bareng memang sangatlah nikmatnya.
Masjid Besar Lembang
Inilah masjid yang terbesar di kecamatan Lembang. Kondisinya masih dalam proses renovasi. Kami sering mampir sholat di sini kalau ke Lembang. Waktu subuh, air wudhu dingin banget kayak air es. Menggigil, tapi seger.


Alun-alun Lembang
Alun-alun Lembang berada di sebelah Masjid Besar Lembang. Alun-alun ini jadi cantik setelah direnovasi. Malam Minggu banyak masyarakat yang ngumpul duduk-duduk di sini. Lampu penerangannya cukup terang, dan di sekitar tulisan Alun-alun Lembang juga bagus untuk latar belakang selfi. Cukup instagramable lah. Tapi sayang karena tempat parkir mobil cuma sedikit di tepi jalan.







Tidak ada komentar:
Posting Komentar