Sabtu, 06 Oktober 2018

Kelezatan Gabus Pucung di Bambu Kuning



Siang itu istriku mau ngecek persiapan acara Cipayung Festival di Bambu Hitam, Cipayung. Karena belum makan, kami mampir di rumah makan Sop Iga Bambu Kuning, kebetulan pas lewat situ. Letaknya juga tak jauh dari gerbang keluar Bambu Apus/Ceger/Kp.Rambutan/TMII jalan tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Warungnya sih sederhana, tapi pengunjungnya silih berganti. Biasanya banyak mobil parkir saat makan siang. Pada umumnya yang datang ke sini mencari Gabus Pucung.

















Kami coba pesan Gabus Pucung, kebetulan pas mampir. Sebenarnya sudah lama pengen nyoba. Kalo pesan Gabus Pucung, kita ditanya mau milih kepala atau ekor? Karena satu porsi berisi setengah ikan gabus, bagian kepala atau ekor. Kami pilih ekor, dengan harapan banyak dagingnya.

Tak berapa lama, Gabus Pucung yang dipesan dianterin ke meja kami. Aromanya langsung tercium, khas aroma pucung (pucung adalah kluwaknya orang Betawi). Sepotong ekor ikan gabus dengan kuah hitam khas pucung. Di atasnya ditaburi potongan daun bawang. Tampilannya begitu sangat menggiurkan.

Ayo mulai dicicipin. Benar, bagian ekor ini dagingnya cukup tebal. Tapi teksturnya agak keras, mungkin ini ciri khas ikan gabus. Dugaan kami, ekor ikan gabus ini digoreng terlebih dahulu kemudian disiram kuah pucung. Kuahnya terasa sedikit pedas menggigit di lidah menyatu dengan rasa khas pucung yang tak ada duanya. Pokoknya gurihnya pas di lidah.


Ngomong-ngomong, berapa harganya? Gabus Pucung dengan nasi putih Rp.50.000,- sesuailah dengan rasanya yang lezat dan potongan ikannya yang besar.

Kalo dipikir-pikir, masakan Gabus Pucung ini sebenarnya hampir sama dengan Rawon. Tapi kalo Rawon pake daging, sedangkan Gabus Pucung pake ikan gabus. Jadi bisa juga Gabus Pucung ini dianggap sebagai Rawon ikan gabus. Hehe.....



Tidak ada komentar: